Selasa, 13 Agustus 2013

                      SEGI TIGA CINTA

Dalam kesunyian aku berdo'a..
Semoga aku bisa menjaga keutuhan cinta ini..
Aku tahu kamu terluka..
Tapi sulit bagiku keluar dari segi tiga cinta ini..

Kamu dan dia memang tak jauh berbeda
Bisa mencintaiku dengan tulus..
Tapi Aku tahu kamu yang paling terluka
Karena tiga tahun kamu menjaga setia..

Aku tak mampu berbuat banyak..
Aku mencintai kamu dan dia..
Sayang ubahlah aku seperti dulu..
Aku yang mencintaimu tanpa membaginya..

sebenarnya aku ingin meninggalkannya..
Tapi aku tak mampu melakukannya..
orang tua kami lah yang jadi penghalang..
Aku takut mereka tak bisa menerima kenyataannya..

maafkan aku sayang..
to poetra

Selasa, 21 Mei 2013

Penyakit ikan laut karena bakteri

Penyakit Ikan Laut Karena Bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri merupakan penyakit yang paling umum dijumpai pada usaha budidaya ikan laut.

Bakteri merupakan jasad renik yang kira-kira duapuluh kali lebih kecil dari sel-sel jamur, protozoa atau sel daging ikan. Biasa terdapat di udara, dalam tanah maupun dalam air dan benda padat lainnya. Sebagian besar bakteri sebenarnya tidak menyebabkan penyakit. Namun bakteri mempunyai kemampuan memperbanyak diri sangat cepat, sehingga apabila bakteri tersebut berada dalam bagian tubuh hewan. Bakteri ini bermacam-macam jenisnya. Yang menyerang manusia, berbeda dengan jenis yang menyerang ikan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi ada pula jenis- jenis yang dapat menyerang manusia dan hewan sekaligus.

Ikan yang terserang oleh bakteri dapat memperlihatkan gejala yang berbeda-beda. Jika bakterinya menyerang kerusakan-kerusakan pada kulit yang terlihat seperti kena api (luka bakar), seperti kudis/borok yang membusuk.

Infeksi bakteri biasanya timbul apabila ikan menderita stres. Kematian banyak terjadi pada ikan yang menderita stres karena serangan bakteri yang menyebabkan infeksi. Penyakit bakteri merupakan jenis yang terbanyak didapati pada usaha budidaya ikan di laut. YC. Chong (1986) menyebutkan bahwa di perairan Siangapura terdapat 3 kelompok utama
penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yaitu : pembusukan sirip/ekor, Vibriosis dan Streptococcosis.
 

contoh laporan pemijahan ikan lele

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Permintaan produk perikanan terus mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari tingginya permintaan pasar pada produk perikanan, tidak hanya pada pasar dalam negeri, pasar ekspor pun demikian, sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut secara kontinyu dibutuhkan produksi melalui usaha budidaya, baik ikan tambak, ikan laut, ikan hias, maupun ikan tawar. Pengembangan usaha perikanan saat ini memegang peranan penting dalam pembangunan perikanan, dimana tidak hanya berkembang disektor budidaya, tetapi juga diharapkan berkembang disektor hilir, sehingga akan menambah nilai komersilnya.
Untuk meningkatkan nilai komersil, hendaknya usaha ini dikelola secara profesional, bukan hanya sebagai usaha sampingan sebatas pemenuhan kebutuhan hidup atau tidak mengacu pada pencapaian target keuntungan (profit oriented) maka untuk mencapai target keuntungan, usaha ini perlu dikelola secara baik dengan kemampuan manajemen yang baik pula.
Dalam sektor budidaya, salah satu faktor yang sangat penting adalah ketersediaan benih secara kontinyu, baik kualitas maupun kuantitasnya. Ketersediaan benih yang berkualitas tinggi akan memacu perkembangan budidaya ikan dengan cepat di daerah-daerah pedesaan yang pada akhirnya dapat memenuhi sumber pangan khususnya dari ikan. Peningkatan perkembangan sektor perikanan saat ini cukup pesat, hal ini tentunya banyak menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, sehingga akan mengurangi angka pengangguran serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung dan memungkinkan berkembangnya bidang lain yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Teknologi Pemijahan ikan dapat dilakukan dengan memanipulasi yaitu dengan cara induced breeding, yaitu dengan pembuahan buatan setelah sebelumnya diberikan suntikan hormon perangsang pada induk jantan dan betina. Perlakuaannya adalah dengan dosis penyuntikan induk jantan diberikan setengah dari dosis betina, yang dilakukan satu kali bersamaan penyuntikan kedua induk betina. Setelah disuntik, kedua induk dimasukan ke dalam bak pemijahan. Mencapai hal tersebut, perlu dilakukan usaha-usaha yang mampu menghasilkan benih ikan unggul, seperti cara yang di atas. Salah satu cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan merangsang kultivan dengan menggunakan hormone sehingga lebih cepat melakukan pemijahan dengan hasil yang baik dan berkualitas.
1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemijahan Ikan Lele (Clarias batracus) secara Semi-Intensif atau Semi Buatan.
BAB II
DASAR TEORI
Dalam memilih induk lele harus cermat dan teliti agar memperoleh induk lele dumbo yang baik dan mampu menghasilkan benih yang bermutu. Dalam memilih induk harus memenuhi persyratan sebagai berikut :
•    Calon indul lele dumbo harus sehat, tidak cacat dan lincah
•    Calon induk lele dumbo sudah berumur minimum 1 tahun.
•    Calon induk lele dumbo memiliki ukuran panjang 20-25 cm dengan berat badan 150-350 gram.
•     Calon induk sudah jinak dan tidak liar (Soetomo, 1987).
Secara alamiah ikan lele memijah pada musim hujan. Banyak jenis ikan yang terangsang untuk memijah setelah turun hujan. Dengan pemeliharaan yang baik ternyata ikan lele dapat dipijahkan sepanjang tahun. Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Pemijahan ikan lele diawali dengan terlihatnya sepasang induk berkejar-kejaran. Namun demikian banyak orang yang sukan memijahkan dengan cara buatan (disuntik) karena penjadualan produksi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat (Kheruman, 2002).
Penetasan terjadi bila embrio telah menjadi panjang daripada lingkaran kuning telur dan telah terbentuk dirip perut. Penetasan terjadi dengan cara penghancuran chorion oleh enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar ekstoderm. Selain itu penetasan disebabkan oleh gerakan-gerakan larva akibat peningkatan suhu, intensitas cahaya dan pengurangan oksigen. Telur akan menetas antara 20-57 jam setelah terjadi pembuahan, dengan derajat penetasan antara 25-350C (Riflanto, 1998).
Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan awal didalam budidaya. Tanpa kegiatan pembenihan ini, kegiatan yang lain seperti pendederan dan pembesaran tidak akan terlaksana. Karena benih yang digunakan dari kegiatan pendederan dan pembesaran berasal dari kegiatan pembenihan, secara garis besar kegiatan pembenihan meliputi : pemeliharaan induk, pemilihan induk siap pijah, pemijahan dan perawatan larva (Khaeruman dan Amri, 2002).
Ikan lele mencapai kedewasaan setelah mencapai ukuran 100 gr atau lebih. Jika sudah masanya berkembangbiak, ikan jantan dan betina berpasangan. Pasangan itu lalu mencari tempat, yakni lubang-lubang yang teduh dan aman untuk bersarang. Lubang sarang ikan lele terdapat kira-kira 20-30 cm di bawah permukaan air (Hernowo, 2001).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4-6 Januari 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) Jantho, Kampung Trans, Kec. Jantho Baru Kab. Aceh Besar, Prov. Aceh.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan yaitu:
Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan yang digunakan
No    Alat dan Bahan    Jumlah
1.    Kolam pemijahan    1
2.    Kakaban    4
3.    Air    Secukupnya
4.    Induk lele jantan yang matang gonad    1 kg
5.    Induk lele betina yang matang gonad    1 kg
6.    Ovaprim    0,2- 0,5 cc
7.    NaCl    secukupnya
8.    Alat Suntik    1
9.    Timbangan    1
10.    Kain lap    1
3.3 Metode Kerja
    Di siapkan kolam pemijahan dengan diletakkan kakaban dan diisikan air
    Di berokkan induk jantan dan betina ikan lele selama 2 hari
    Di seleksikan induk lele jantan dan betina yang sudah matang dengan perbandingan 2:1
    Di pisahkan induk lele jantan dan betina kedalam wadah masing-masing
    Di timbang induk lele jantan dan betina untuk mengetahui berapa ovaprim yang digunakan
    Di siapkan suntikan dan ovaprim sesuai dengan dosis yang akan dipakai
    Induk jantan/betina diangkat dari wadah, di ambil suntikan yang sudah diisi dengan hormone ovaprim dan disuntikkan pada masing-masing induk (sebelum disuntik bagian kepala ditutupi dengan kain basah)
    Induk betina dan jantan disuntik dengan ovaprim sebanyak 0,2 ml/kg bobot lele jantan, sedangkan induk betina 0,5 ml/kg . Tujuan dari penyuntikan ini adalah untuk memacu pematangan peningkatan gonad
    Penyuntikan dilakukan kira-kira 2 cm dibawah sirip punggung dengan kemiringan 45 derajat. Setelah disuntikkan induk betina ditempatkan kembali kedalam bak
    Setelah induk jantan dan betina disuntik, segera keduanya dipindahkan ke kolam pemijahan dan disatukan
    Ditutup dengan menggunakan terpal agar gelap karena sifat aslinya pemijahan dalam keadaan gelap
    Pemijahan yang terjadi secara alami, induk betina akan mengeluarkan sel telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma, pembuahan terjadi diluar tubuh/di dalam air dan telur menetas selama 24 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Gambar 1. Induk Lele Jantan                Gambar 2. Induk Lele Betina
4.2    Pembahasan
-    Persiapan wadah
Langkah awal yang dilakukan dalam kegiatan pemijahan ikan lele sangkuriang adalah mempersiapkan wadah berupa bak penetasan telur. persiapan wadah perlu dilakukan sebelum kegiatan pemijahan dilakukan, sebelum wadah digunakan untuk penetasan telur wadah tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara mengeringkan air yang ada di bak tersebut setelah dikeringkan barulah menyikat kotoran-kotoran atau lumut-lumut yang ada di bak tersebut yang bertujuan untuk menghilangkan bibit penyakit yang ada setelah disikat barulah bak tersbut dibilas dengan air bersih agar kotoran-kotoran dan lumut terbuang atau terbawa air ke saluran pembuangan. Pembersihan bak harus benar-benar bersih karena kebersihan bak berpengaruh terhadap keseterilan kualitas air, sehingga tidak menggangu dalam proses penetasan telur. setelah dibilas bak dikeringkan kemudian diisi air setinggi 30 cm. Setelah diisi air barulah pemasangan happa dilakukan, happa di pasang dengan cara mengikat pada keempat sudutnya ke kayu yang terdapat di sudut bak. happa yang digunakan berukuran 2 m x 1 m dan kemudian memastikan sirkulasi air berjalan lancar untuk penetasan telur.
-    Seleksi induk
Seleksi induk dilakukan dengan tujuan untuk memilih calon induk yang baik dan sehat, serta untuk melihat tingkat kematangan gonad apakah calon induk tersebut layak untuk dipijahkan atau tidak. Induk ikan lele sangkuriang yang baik harus dinyatakan lolos seleksi baik dari segi umur, berat, kesehatan maupun kematangan telurnya. Sebab jika kurang hati-hati memilih induk, maka keturunan yang dihasilkan jumlahnya akan lebih sedikit atau kualitas benihnya kurang baik. Kegiatan seleksi induk yang dilakukan di BBI dengan cara menangkap induk dengan menggunakan jaring dimana jaring ditarik oleh beberapa orang untuk mempersempit ruang gerak induk agar induk mudah di tangkap . Berdasarkan pengamatan pada seleksi induk didapat 1 pasang induk yang sudah matang gonad. Ciri –ciri induk matang gonad yaitu induk jantan berumur  ± 1 tahun dan betina 1,5 tahun, berat badan jantan  ± 2 kg dan betina 2,5  kg, panjang jantan 48 cm dan betina 50 cm dan kelamin pada ikan berwarna merah.
-    Pemberokan
Menurut Hernowo (2003), pemberokan adalah memuasakan induk selama 12-24 jam dengan tujuan agar kotoran (feses) keluar dan sekaligus meyakinkan hasil seleksi induk betina. Di BBI jantho induk jantan dan betina yang sudah diseleksi kemudian di istirahatkan pada bak pemberokan selama 10 jam.
Pemberokan bertujuan untuk memuasakan induk ikan lele karena jika induk lele diberi makan perut induk ikan lele kelihatan besar dan itu akan mempersulit untuk mengetahui induk yang matang gonad, serta sulit dalam ovulasi. Selama proses pemberokan induk jantan dan induk betina dipisahkan agar tidak memijah secara liar. Hal ini sesuai dengan pendapat Mahyudin (2008), pemberokan adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan dengan cara ikan atau induk dipuasakan saat induk ikan selesai diseleksi dan sebelum dipijahkan selama 1-2 hari. Pemberokan induk jantan dan betina dilakukan pada wadah terpisah.
-    Proses pemijahan
Pada praktikum, ikan lele dipijahkan secara semi buatan (induced breeding) Adapun kegiatan pemijahan sebagai berikut:
•    Induk harus di timbang agar mudah dalam pembentukan dosis hormone yang di gunakan.
•    Setelah ditimbang induk betina disuntik dengan ovaprim dengan dosis 0,2ml/kg kemudian ditambahkan 1 ml NaCl sebagai pengencer. Data perhitungan dosis hormone.
•    Penyuntikan induk lele betina dilakukan pada bagian punggung dengan kemiringan 45˚ penyuntikan dilakukan malam hari sekitar jam 14.00 WIB.  Setelah disuntik induk lele betina di masukan lagi ke kolam pemberokan dan dibiarkan 8-10 jam.
•    Sekitar jam 00.00 WIB induk di cek tingkat ovulasinya, dan kemudian induk jantan dan betina di satukan dalam kolam pemijahan dengan dilengkapai happa dan kakaban yang diletakkan didasar kolam yang bertujuan untuk melengkatnya telur, induk jantan dan betina disatukan dalam kolam sampai penetasan telur.
-  Penetesan telur
Setelah proses pembuahan  selesai langkah selanjutnya adalah penetasan telur. Penetasan telur dilakukan pada happa. Penetasan telur berlangsung selama 3 hari terhitung sejak pembuahan  dari wadah penetasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1993), yang menyatakan bahwa  telur ikan lele menetas semua dalam tempo 2-3 hari. Cepat lambatnya penetasan dipengaruhi oleh suhu air. Semakin tinggi suhu air maka semakin lambat waktu penetasan. Sebaliknya semakin rendah suhu air maka semakin cepat waktu penetasan. bahwa Pada suhu 23-26 ˚C telur ikan lele menetas  dalam 2 hari, sedangkan pada suhu 27-30 ˚C, telur menetas dalam 3 hari.
Sebelum telur menetas terlebih dahulu telur tersebut akan dibuahi. Untuk membedakan telur yang terbuahi dengan telur yang tidak terbuahi dapat dilihat dari warna telurnya, biasanya telur yang terbuahi akan berwarna bening dan transparan sedangkan untuk telur yang tidak terbuahi yaitu bewarna putih susu dan berjamur.  Jumlah telur yang dibuahi tidak dapat diketahui secara pasti karena sifat telur ikan lele yang menempel (adesif) sehingga penghitungan menggunakan metode sampling tidak memungkinkan dilakukan.
Dalam kegiatan praktek, tempat penetasan telur merupakan wadah yang juga digunakan untuk pemeliharaan larva. Hal ini sesuai dengan pendapat  Santoso (1993), yang menyatakan bahwa happa penetasan sekaligus digunakan sebagai bak pemeliharaan larva.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami peroleh dari praktikum ini adalah :
-    Pemberokan adalah memuasakan induk selama 12-24 jam dengan tujuan agar kotoran (feses) keluar dan sekaligus meyakinkan hasil seleksi induk betina
-    Pada pemijahan semi buatan hanya dilakukan penyuntikan opafrin pada induk jantan yaitu 0.2 ml dan induk betina 0.5 ml
-    Digunakan kakaban pada kolam guna untuk tempat penempelan pada telur saat lele melakukan pemijahan
-    Guna penutupan kolam pada terpal pada proses pemijahan semi-buatan adalah dikarnakan ikan lele merupakan hewan nocturnal.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Ir, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. Agro Media Pustaka. Jakarta
Hernowo, Suyanto dan Rachmatun. 2002. Pembenihan dan pembesaran Lele. Kanisius. Yogyakarta
Khairuman, 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Argo Media Pustaka. Jakarta
Mahyudin, Kholis. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta
Santoso, Budi. 1995. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Lele Dumbo dan Lokal. Kanisius. Yokyakarta.
Santoso, Heru. 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soetomo, 2003. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar baru Algensindo.       Jakarta.
Suyanto. 1997. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.